Wednesday, May 1, 2019




Tanggal 1 Mei dipenjuru tanah air ramai memperingati hari buruh, mungkin tidak hanya tanah air namun seluruh penjuru dunia. Mereka yang buruh, memperingati hari buruh. Padahal, sadar atau tidak, pada hakikatnya kita semua adalah buruh. Termasuk buruh dari kapital yang terlanjur kita imani.

Di tanah air, peringatan hari buruh didominasi dengan cara berdemonstrasi di pusat-pusat perbelanjaan. Eh....pusat pemerintahan maksudya. Pada intinya inti, mereka menuntut kesejahteraan mereka dijamin oleh pemegang kebijakan yang berkaitan dengan buruh.

Dalam demonstrasi peringatan hari buruh ini tidak semuanya berjalan dengan baik, terlebih jika peserta demo ditunggangi oleh kelompok politik tertentu yang kebetulan tidak sejalan dengan pemerintah atau kelompok tertentu yang merasa kalah dalam pemilu. Sebagian ada yang terpaksa bentrok dengan aparat keamanan karena tidak diijinkan melakukan suatu tindakan. Sebagian yang lain harus dicuekin pemerintah karena pemerintah sudah hapal dengan tuntutan mereka. Cukup dihapalkan? Bisa jadi. Namun ada yang lebih lucu dan membuat gregetan dari itu semua, tindakan vandalisme para demonstran.

Di twitter, sempat muncul beberapa foto yang di twit oleh akun PolJokergID (bisa dikunjungi di link https://twitter.com/PolJokesID/status/1123554518510137346?s=19 kalau belum dihapus) vandalisme diduga dilakukan oleh sekelompok orang dari gerombolan antifascist indonesia, dugaan lain vandalisme juga dilakukan oleh kelompok yang menyebut dirinya "anarko". Mereka menyebut dirinya antifasis tapi cenderung bertindak ala fasis, anti rasis tapi bertindak ala orang-orang yang rasis, anti kapitalis tapi menikmati hasil dan gaji para kapitalis, anti pemerintah tapi bergantung pada kebijakan pemerintah.

Tindakan-tindakan vandalisme mereka yang menurut saya paling menjijikkan adalah saat mereka mencoret-coret dinding Sekolah Luar Biasa (SLB). Meskipun tidak bisa dibenarkan mencoret-coret dinding jalanan atau portal jalan masih mendingan dibanding mencoret-coret dinding sekolah. Sebab, jika mereka mencoret dinding jalan atau portal sebagai bentuk protes kepada pemerintah, portal pembatas jalan dan dinding jalanan masih ada hubungannya dengan pemerintah. Tapi apa hubungannya protes mereka ke pemerintah tapi yang dicoret-coret dinding SLB? terlebih SLB yang menjadi objek vandalisme mereka adalah SLB swasta, bukan negeri. Apa pemilik SLB adalah pengampu kebijakan yang berhubungan dengan kesejahteraan mereka?. Tindakan ini menampakkan bahwa mereka adalah orang dengan daya pikir yang sempit ditambah skill hidup yang rendah namun menginginkan gaji tinggi.

***

Gambar adalah salah satu logo yang digunakan oleh salah satu akun twitter antifa

Dimohon komentator menggunakan bahasa yang sopan. Tidak merendahkan, memojokkan dan melecehkan kelompok lain. Terima Kasih
EmoticonEmoticon